Dalam upaya memperluas akses pembiayaan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai perusahaan financial technology (fintech lending). Langkah ini dilakukan untuk menjangkau lebih banyak pelaku usaha di daerah yang selama ini belum terlayani secara optimal oleh perbankan konvensional.
Dorong Akses Kredit Inklusif
Direktur Utama Bank Sampoerna, Rohan Nafas, menyampaikan bahwa kolaborasi dengan fintech merupakan strategi penting untuk mempercepat penyaluran kredit UMKM secara inklusif.
Melalui kemitraan dengan platform fintech, proses pengajuan, analisis risiko, hingga pencairan kredit bisa dilakukan lebih cepat dan efisien.
“Kami ingin memastikan pelaku UMKM di seluruh Indonesia punya kesempatan yang sama untuk mengakses modal usaha. Kolaborasi dengan fintech membantu memperluas jangkauan kami, terutama di segmen mikro dan ultra mikro,” ujar Rohan Nafas dikutip dari kontan.co.id.
Sejauh ini, Bank Sampoerna telah menyalurkan kredit produktif kepada ribuan UMKM di berbagai wilayah melalui jaringan digital dan mitra fintech terpercaya.
Model Kolaborasi Fintech dan Bank
Bank Sampoerna menerapkan model kolaborasi hibrida, di mana fintech berperan dalam menjangkau dan menilai kelayakan debitur menggunakan teknologi big data dan AI, sementara bank menyediakan pendanaan dan pengawasan regulatif.
Beberapa bentuk kerja sama yang telah dijalankan meliputi:
- Penyaluran kredit produktif mikro dengan sistem peer-to-peer lending (P2P).
- Integrasi sistem pembayaran dan pelaporan kredit digital.
- Program pendampingan literasi keuangan untuk UMKM mitra fintech.
Melalui pendekatan ini, Bank Sampoerna dapat mempercepat inklusi keuangan, sekaligus menurunkan risiko kredit melalui analisis berbasis data digital.
Dampak Nyata bagi UMKM
Kolaborasi fintech–bank seperti ini terbukti mampu memperluas akses pembiayaan bagi UMKM yang belum memiliki rekam jejak perbankan (unbanked).
Menurut data internal Bank Sampoerna, lebih dari 50% penerima kredit melalui kolaborasi fintech adalah pelaku usaha baru yang sebelumnya tidak memiliki akses ke lembaga keuangan formal.
Selain itu, penggunaan teknologi digital membantu mempercepat waktu pencairan kredit dari hitungan minggu menjadi hanya 2–3 hari kerja, serta memungkinkan pemantauan pembayaran secara real time.
Dukungan terhadap Ekosistem Digital UMKM
Langkah Bank Sampoerna ini sejalan dengan agenda pemerintah dalam mendorong transformasi digital UMKM.
Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan agar 30 juta pelaku usaha bergabung dalam ekosistem digital pada 2025, dan kerja sama antara perbankan serta fintech dianggap sebagai kunci percepatan pencapaian target tersebut.
Selain memperluas akses kredit, kolaborasi ini juga mendukung pertumbuhan ekosistem digital yang berkelanjutan, di mana UMKM dapat memperoleh:
- Akses modal berbunga ringan,
- Pendampingan digitalisasi bisnis, dan
- Peluang untuk bergabung di platform e-commerce dan sistem pembayaran digital.
Kolaborasi antara Bank Sampoerna dan fintech menjadi contoh nyata sinergi antara lembaga keuangan konvensional dan teknologi digital dalam memperkuat ekonomi rakyat.
Dengan memanfaatkan kekuatan data, teknologi, dan jejaring digital, langkah ini bukan hanya memperluas akses pembiayaan, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif yang berbasis UMKM di Indonesia.