Gambar utama untuk Dari Pasar Tradisional ke Marketplace: Jiwa yang Sama, Wadah yang Berbeda

Dari Pasar Tradisional ke Marketplace: Jiwa yang Sama, Wadah yang Berbeda

Dipublikasikan pada 12 November 2025

Dunia perdagangan Indonesia telah melalui transformasi radikal, berpindah dari hiruk pikuk los dan kios fisik pasar tradisional ke etalase digital marketplace yang serba instan. Meskipun wadahnya telah berubah dari bangunan semi-terbuka menjadi platform digital, esensi dan jiwa perdagangan yang mendasari kedua ekosistem ini ternyata tetap sama yaitu interaksi, kepercayaan, dan peran vital dalam menggerakkan ekonomi rakyat.

Baik pasar tradisional maupun marketplace memiliki peran krusial dan fundamental dalam perekonomian, hanya saja skalanya yang berbeda. Pasar tradisional berfungsi sebagai pusat peningkatan kesempatan kerja, sumber pendapatan masyarakat lokal, dan sarana untuk menyalurkan hasil produksi, khususnya produk-produk sederhana dari produsen ke konsumen. Pasar tradisional adalah wadah interaksi langsung yang penting untuk kebutuhan sehari-hari.

Sedangkan marketplace mengambil peran ini dan memperluasnya ke skala yang tak terbatas. Mereka menjadi solusi praktis di era digital yang memungkinkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjangkau jutaan calon pembeli di luar batas geografis. Dengan akses pemasaran produk UMKM menjadi lebih luas dan kompetitif.

Budaya transaksi adalah ciri khas yang paling membedakan keduanya, namun keduanya tetap melibatkan proses negosiasi nilai.

Ciri khas utama pasar tradisional adalah adanya proses tawar menawar harga antara penjual dan pembeli secara langsung. Interaksi ini bersifat cair, luwes, dan dipengaruhi oleh hubungan personal antara kedua belah pihak. Meskipun harga di marketplace sudah tertera jelas, proses negosiasi bergeser menjadi pembandingan harga, pencarian diskon, dan pemanfaatan fitur chat penjual. Pelanggan menawar nilai melalui review, rating dan memilih fitur yang paling menguntungkan.

Di pasar tradisional, kepercayaan dibangun melalui interaksi tatap muka yang berulang, jaminan visual akan kesegaran barang, dan hubungan personal yang telah terjalin lama. Pelanggan percaya pada penjualnya secara individu. Bahkan, kepercayaan juga dipengaruhi oleh tuntutan kultural dan pengalaman sehari-hari pedagang. Dalam marketplace, kepercayaan didominasi oleh platform itu sendiri seperti reputasi penjual rating dan review.

Perpindahan ke marketplace telah membawa tantangan bagi pedagang tradisional, tetapi juga peluang besar. Pasar tradisional sering dinilai memiliki kelemahan dalam hal tata letak yang kurang teratur dan pelayanan yang belum optimal. Lalu integrasi pedagang pasar tradisional ke dalam ekosistem digital terbukti menjadi strategi efektif. Penelitian menunjukkan bahwa nilai kearifan lokal yang melekat pada produk pedagang tradisional, jika dipasarkan di marketplace, dapat secara signifikan meningkatkan minat beli konsumen. Ini menunjukkan bahwa "jiwa" produk tradisional, yang mewakili kearifan lokal, tetap memiliki daya tarik yang kuat di wadah digital.

Dari keramaian pasar becek yang membutuhkan keterampilan menawar yang ulung, hingga antarmuka marketplace yang mulus dapat diakses dari mana pun, perdagangan Indonesia menunjukkan evolusi wadah yang adaptif. Esensinya tetap sama yaitu memastikan pertukaran barang dan jasa berjalan lancar, menciptakan lapangan kerja, dan menyejahterakan masyarakat.