Gambar utama untuk Digitalisasi Bisa Jadi Katalis Pertumbuhan Ekonomi Lokal, Ini Buktinya

Digitalisasi Bisa Jadi Katalis Pertumbuhan Ekonomi Lokal, Ini Buktinya

Dipublikasikan pada 6 November 2025

Transformasi digital bagi UMKM bukan cuma gaya-gayaan. Kamu pernah lewat jalan kampung kecil yang dulu sepi di sore hari? Sekarang coba lihat, ada kios online, ada warung yang menerima pembayaran QRIS, ada pengrajin lokal yang kirim luar kota lewat marketplace. Itu semua bukan kebetulan.

Digitalisasi bukan sekadar teknologi keren yang dipamerkan, bagi banyak pelaku UMKM di Indonesia, digitalisasi adalah jalan keluar nyata untuk tumbuh, bersaing, dan menjaring pelanggan lebih luas.

Nah, kalau kita lihat dari data terkini di Indonesia, ternyata digitalisasi memang berbukti punya dampak nyata pada ekonomi lokal. Yuk kita lihat bagaimana dan kenapa.

Kenapa Digitalisasi UMKM Penting untuk Ekonomi Lokal

  • UMKM di Indonesia berkontribusi besar terhadap perekonomian lokal dan nasional. Menurut laporan BPS dan Kementerian Koperasi dan UKM, UMKM menyumbang sekitar 61,07 % dari PDB Indonesia
  • Lebih dari itu, UMKM menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar sekitar 97 % angkatan kerja nasionalmenurut data 2024.
  • Karena UMKM begitu besar dan tersebar hingga daerah-daerah, transformasi digital mereka punya potensi untuk meningkatkan ekonomi lokal, memperkuat daya saing wilayah, dan membuka peluang baru.

Bukti Nyata: Data-Terbaru Indonesia

Berikut beberapa data yang menunjukkan bahwa digitalisasi memang mulai berdampak nyata:

  • Pada tahun 2024, tercatat 25,5 juta UMKM sudah “go digital” atau sudah masuk ke dalam ekosistem digital (media sosial, e-commerce, katalog digital).
  • Di acara Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2025 pada Agustus 2025, Bank Indonesia menyampaikan bahwa UMKM yang sudah bertransaksi di kanal digital mencatat peningkatan omzet rata-rata sebesar 29,9 % (year-on-year).
  • Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebut bahwa nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2024 sudah mencapai USD 90 miliar, dan digitalisasi terutama melalui pembayaran & digitalisasi keuangan sudah menjangkau jutaan pelaku UMKM.
  • Keterangan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (via publikasi) menyebut bahwa penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai sekitar 229 juta pengguna, atau sekitar 80 % populasi. Dan menurut Meutya Hafid (Menteri Komunikasi & Digital), ekonomi digital melalui UMKM menjadi “mesin ekonomi baru” Indonesia.

Dari data-data tersebut terlihat dua hal penting yaitu UMKM mulai digital, dan digitalisasi mulai memberi hasil berupa omzet tumbuh dan pasar meluas. Ini artinya digitalisasi memang bisa jadi katalis untuk pertumbuhan ekonomi lokal.

Dampak yang Terlihat di Ekonomi Lokal

  • Jangkauan Pasar Meluas → Pelaku UMKM di daerah tidak lagi terbatas oleh pembeli lokal; melalui e-commerce dan kanal online, mereka bisa menjangkau konsumen nasional bahkan global. Ini membuka peluang bagi ekonomi lokal untuk naik kelas.
  • Peningkatan Omzet & Efisiensi → Data menunjukkan bahwa pelaku UMKM yang sudah transaksi digital mencatat peningkatan omzet yang signifikan (seperti angka 29,9 % tadi).
  • Pengerahan Teknologi Keuangan & Digital → Digitalisasi pembayaran seperti QRIS, platform business matching, dan kanal online memperkuat ekonomi lokal agar lebih efisien dan terintegrasi.
  • Peningkatan Daya Saing Wilayah → Wilayah-wilayah yang pelaku usahanya mulai digitalisasi mulai punya kesempatan untuk bersaing dengan kota besar karena akses ke pasar online.
  • Inklusi Ekonomi → Dengan digitalisasi, pelaku usaha di daerah-terpencil atau mikro bisa ikut menjadi bagian ekonomi digital — yang berarti ekonomi lokal tidak hanya metro-sentris.

Tantangan yang Masih Harus Dihadapi

Walaupun data menunjukkan arah positif, tetapi masih ada sejumlah hambatan yang harus diatasi agar digitalisasi benar-benar jadi katalis:

  • Sebagai contoh, masih banyak pelaku UMKM yang belum memiliki kompetensi digital yang memadai. Sebuah analisis menemukan bahwa sekitar 64 % pelaku UMKM belum punya kompetensi digital yang cukup.
  • Infrastruktur digital yang belum merata di seluruh wilayah (internet, listrik stabil, pembayaran digital).
  • Perubahan mindset: banyak yang masih melihat digitalisasi sebagai “opsional” bukan sebagai “keharusan”.
  • Akses ke pembiayaan dan teknologi: meskipun ada program pemerintah, pelaksanaannya di lapangan sering tertinggal.
  • Persaingan makin ketat: semakin banyak pelaku yang digital, maka diferensiasi dan kualitas harus makin baik.

Langkah Praktis untuk Ekonomi Lokal / UMKM

Biar digitalisasi benar-benar jadi katalis, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh pelaku usaha lokal dan komunitas UMKM:

  • Evaluasi Digitalisasi Sekarang: cek apakah usaha kamu sudah punya toko online, profil media sosial, pembayaran digital, tracking penjualan.
  • Manfaatkan Data & Teknologi Finansial: seperti akses pembayaran digital, pencatatan digital, dan analisis sederhana agar keputusan usaha lebih tepat.
  • Tingkatkan Literasi Digital: ikut pelatihan, sharing session, ataupun pendampingan sehingga teknologi bukan hanya diadopsi tetapi dimanfaatkan dengan baik.

Digitalisasi bukan sekadar “tren keren” yang bisa dilewatkan di Indonesia, khususnya untuk ekonomi lokal dan UMKM, digitalisasi adalah katalis pertumbuhan nyata. Data-terbaru dari berbagai lembaga menunjukkan bahwa UMKM yang sudah atau sedang melakukan digitalisasi mencatat peningkatan omzet, jangkauan pasar, dan penguatan daya saing.

Tantangan masih ada, tetapi langkah-nyata bisa langsung dilakukan. Jika ekonomi lokal ingin tumbuh dan UMKM ingin naik kelas digitalisasi bukan pilihan, tetapi jalan yang makin penting untuk diambil.