Di era pemasaran digital yang semakin matang, campur tangan influencer tak pernah se-penting sekarang. Namun, bukan lagi soal siapa yang punya jutaan pengikut melainkan siapa yang punya keterlibatan (engagement) tinggi, keaslian (authenticity), dan koneksi personal dengan audiens. Karena itulah, micro dan nano influencer muncul sebagai pilar kunci strategi pemasaran untuk 2025.
Engagement & Kepercayaan Lebih Tinggi
Riset di Indonesia menunjukkan bahwa nano-influencer (1.000-10.000 followers) memiliki median engagement rate yang lebih tinggi dibanding influencer dengan jumlah pengikut besar. Misalnya, nano-influencer bisa mencetak 6 % atau lebih engagement, sedangkan macro/mega influencer bisa jauh lebih rendah. Hal ini tercipta karena followers mereka merasa βdekatβ dengan sang influencer, merasa kontennya lebih jujur dan relatable. Studi menunjukkan bahwa 86% orang lebih memilih rekomendasi yang terasa autentik. Kesimpulannya, brand yang ingin membangun koneksi nyata dengan audiensnya akan semakin mengandalkan micro & nano influencer.
Efisiensi & Niche Targeting
Selain engagement, faktor biaya dan spesialisasi membuat micro & nano influencer makin menarik. Mereka umumnya mengenakan tarif lebih rendah dibanding mega influencer, namun bisa menyasar segmen audiens yang spesifik dan relevan. Untuk bisnis kecil-menengah atau UMKM, strategi ini cocok karena:
- anggaran lebih fleksibel
- personalisasi dan relevansi lebih tinggi
- potensi kerjasama jangka panjang lebih besar
Menurut riset, banyak brand Indonesia telah mulai menggeser anggaran ke influencer berskala kecil karena hasil praktis yang terbukti.
Peran dalam Social Commerce & Konten Autentik
Tren pemasaran 2025 menunjukkan pertumbuhan integrasi influencer marketing dengan e-commerce dan social commerce. Karena micro/nano influencer sering bekerja dalam niche spesifik, mereka sangat cocok untuk kampanye yang menggabungkan konten, rekomendasi, dan aksi pembelian langsung.
Di sisi lain, pengguna media sosial kini makin skeptis terhadap iklan tradisional karena itu, konten yang terasa alami dan personal lebih dipercaya. Nano dan micro influencer mampu menghasilkan konten semacam ini dengan lebih baik dibanding mega influencer yang sering terlihat seperti iklan besar. Dengan demikian, untuk brand yang ingin naik kelas di digital, strategi kolaborasi dengan micro & nano influencer bukan hanya pilihan, tapi menjadi kebutuhan strategis.
Lalu kenapa tahun 2025 jadi kunci, terdapat beberapa hal yng memperkuat momentum ini:
- Pasar influencer marketing di Indonesia diperkirakan mencapai nilai yang signifikan di 2025.
- Teknologi (seperti AI) mulai membantu dalam memilih influencer yang tepat, memprediksi engagement, dan mengoptimalkan kampanye yang membuat sistem influencer marketing makin matang.
- Konsumen makin pintar, lebih peduli pada nilai sosial, dan lebih mendukung konten yang terasa jujur memberi keunggulan kepada influencer yang kecil tapi dekat dengan audiensnya.
Kalau kamu ingin tahu manfaat lainnya untuk bisnis atau brand-UMKM, di Afbenesia juga punya banyak strategi yang dipaparkan dalam pelatihan.